Jumat, 11 Maret 2016

Novel Singkat (Cinta Bukan Hanya Sekedar Mengagumi)

"Cinta Bukan hanya Sekedar Mengagumi"  

Aku adalah gadis yang sangat polos tidak mengerti soal cinta dan bahkan tidak ada niatan untuk mencintai seseorang. Walaupun aku pasti pernah mengagumi seseorang hanya saja dia tidak dapat mengutarakan kekagumannya, hanya dapat di simpan dalam dada. Apakah itu termasuk cinta ? I don’t know what this is ?
Aku masih sekolah di bangku SMA dengan grade 12 yang sebentar lagi akan melanjutkan pindidikan ke universitas. Dan sampai sekarang pun aku masih tidak mengerti pasti apa itu cinta. Aku suka kepada seseorang hanya bisa secara diam. Tidak melakukan atau tindakan sedikitpun. Walaupun banyak pria mendekat tapi tidak selalu aku tanggapi.   
Pada saat ini aku sedang menyukai seseorang pria yang bertubuh gagah layaknya para model, pintar, anak basket pula, wajahnya yang begitu indah, indah untuk pandang. Dia bernama ginan. Dia selalu berpenampilan rapih serta parasmya yang selalu maskulin. Tapi entah dengan sifat dan hati dia. Ingin rasanya mencari tau tentang segala yang dia suka, tidak suka dan dirinya, ingin juga mendekati dan berada di samping dia dengan perbincangan hangat yang di penuhi dengan canda tawa. Fikiran itu sangat mustahil, mana mungkin aku bisa melakukannya dengan semudah itu.
Pada suatu hari dimana matahari berada pada posisi yang tertinggi, mungkin dia menunjukan bahwa dialah yang paling kuat pada saat itu. Aku bertemu dengan sahabat ku yang bernama nurfauziah yang biasa akrab ku panggil fau. Aku bersahabatan dengan fau sudah dari kecil sejak duduk di pangku taman kanak-kanak. Dia cantik, pipinya begitu cabi dan tubuhnya yang kecil berisi, itulah yang di sukai para lelaki. Maka tidak heran kalau dia sering berganti pasangan. Apapun aku punya masalah hanya dia yang rajin mendengarkan curhatan setiap ribuan kata yang aku tuturkan dari mulut yang begitu tipis dan kecil ini. Mungkin hanya dia yang dapat ku percaya. Dia pun selalu memberikan masukan yang begitu cermat. Bedanya dengan  cinta, dia selalu bergonta ganti pasangan. Fau itu tidak “play girl” hanya saja dia masih mencari seseorang yang benar-benar di tunggunya selama ini. Dia sangat paham apa itu cinta sangat beda dengan ku.
Niat ku bertemu dengan dia. Aku ingin cerita pria yang sedang aku kagumi dan hanya berani melihat dari kejauhan. Mungkin ini untuk pertama kalinya aku menceritakan tentang pria yang aku inginkan, apa boleh buat ? aku ingin rasanya mempunyai kekasih yang setiap saat menanyakan kabar, memberikan berbagai macem perhatian, setiap pergi selalu merasa nyaman dan terlindungi. Biasanya aku hanya menceritakan pria yang sedang mendekati ku dan pria yang sekedar ku suka.
Ketika aku menceritakannya kepada dia, dia pun tertawa dengan tidak teratur, yang begitu lepas dan bebas. Perbincangan ini pun di penuhi dengan gelak tawa :
Fau : “kamu sehat nam ? baru kali ini kamu menceritakan seorang pria. Ingin  memilikinya lagi hahaha”
Fau biasa memanggil ku “NAM” entah engapa dia memanggil itu, mungkin biar simple.
Aku : “sehatlah lah fau, Kamu tuh ya malah ngeledek, bukannya seneng kalo sahabatnya ingin punya pacar”
Fau : “hahaha oke oke, sekarang kamu gimana ?”
Aku : “yaaa mau ngedeketin dia fauuuuuuuu, tapi carainya yang aku butuhin”
Fau : “hahaha oke oke, pertama kamu harus mencari tau no hanphone dia atau sosmed dia, kita mulai perkenlan melalui itu dulu ya, baru jalan sama dia hahha”
Aku : “ooooh gitu ya, tapi gimana cara dapetin no dia ya ?, ah gila kamu masa baru kenalan ngajak jalan. Nyapa aja ga berani apalagi itu”
Fau : “minta info ke temen kamu lah nam, hahaha its just kidding honey. Coba kamu ikutin cara aku. Kalo sudah dapat no hanphonenya atau sosmed dia, kita ke step 2 yaitu perkenalan. Kenalan sama dia jangan ada kata malu. Bahas saja tentang sekolahan”
Aku : “oke aku ikutin, awas aja kalau sampe gagal yaaaaaa. Aku kira kamu beneran, tadinya padahal mau aku ikutin cara itu hahaha. Oke oke tapi aku sedikit ga yakin deh fau.”
Fau : “yeeee ngomong aja bisa, coba peraktekin beraniga hahaha. Kenapa ga yakin ? coba aja dulu lah nam.... “
Akhirnya aku mendapatkan pin BBM dia dari temen aku anak osis. Aku berniat mulai menyapa dia entar malem, kalau sekarang takut mengganggu kesibukan dia.
 Malam pun sudah mendai kalau aku harus ngechat dia, walaupun dipenuhi dengan ketidak yakinan. Aku pun ngecahat dengan “Hai”. Jatung pun berdetar begitu hebat, begitu penuh kecemasan akan balasan chat dari lelaki yang gagah dan maskulin. Menit demi menit berlalu tanpa beban. Setiap saat selalu memerhatikan handphone berwarna putih tipis. Setelah kurang lebih 30 menit akhirnya hanphone berwarna putih itu berdering dengan begitu merdu, dan mata ku tertuju pada nama ginan yang terdapat pada layar handphone tersebut. Ketika ku buka pesan, Ginan pun membalas “Hai, maaf ini siapa ya”. Its the bets moment first fo me. tak sadar pukul 10 pun sudah mengisyaratkan bahwa aku harus tidur. waktupun berlalu begitu cepat ketika sedang menikatinya.
 Pada keesokan harinya aku bangun lebih pagi dari biasanya, lebih semangat ingin kesekolah. You know what I mind hehe. Hanya ingin melihat ginan di sekolah. Entah mengapa atau ini cinta atau hanya sekedar suka. Masih tidak tau pasti apa yang sedang aku alami. Jangan tangan alroji ku pun sudah menunjujan pukul 6.15 bahwa aku harus berangka ke sekolah. Memang tidak biasa, aku biasa berangkat ke sekolah pada pukul 6.30 karena rumah ku pun tidak terlalu jauh dari sekolah.
Setiba samapai di sekolah pun aku sengaja bersandar di depan kelas karena ingin melihat pria maskulin itu memasuki sekolah, entah tidak terkaku lama pria yang berambut maskulin pun memasuki halaman sekolah. Bel sekolah pun berbunyi sudah seharusnya aku masuk ke dalam kelas.
Jam yang bersandar pada dinding sekolah berwarna merah bulat itu pun sudah menunjukan pukul 3 bahwa itu sudah waktunya untuk pulang. Tapi tidak dengan ku karena aku harus ke perpus untuk mememinjam beberapa buku untuk mengerjakan tugas fisikaku. Aku pu keluar dari perpus berniatnya sebaiknya aku membeli jus dan duduk santai di pinggir lapangan hanya melihat senja indah untuk melepas penat oleh pelajaran sekolah. Tidak ku sangka ternnyata ada seorang pria duduk di samping dan berbicara “Qumala ya ?”, sontak itu memembuat ku penasaran dan ingin sekali menoleh untuk melihat pria itu, ketika aku menolah ternyata itu ginan. Jantug pun berdetak lebih cepat dari biasanya, seketika tidak bisa bericara sepatah katapun yang aku rasakan senang, takut, gelisah. Dan ginan kembali berbicara “ko malah bengong ? ketika belum kenalan secara langsung loh” sambil mengangkat tangannya dan memberikan ke pada ku seolah mengajak untuk berjabat tangan sebagai simbolis perkenalan. Aku pun berbicara “oh iya maaf, aku Qumala” sambil menjulurkan tangan. Perbincangan di dunia nyata tanpa rencana sama sekali dan di pandang oleh sunset yang di selimuti oleh awan – awan, begitu hangat pada sore itu. Mungkin ini akan menjadi the best moment again hehehe.
Seminggupun telah berlari tanpa lelah dan aku pun berbincang di dunia nyata maupun di dunia handphone berangsur setiap hari. Dari matahari terbit hingga bulan muncuk  menggatikan posisi matahari. Tak kusangka seminggu pun sudah berlalu dan aku semakin nyaman dengan dia, Dan akhinya dia  menyatakan cintanya pada ku, aku pun hanya dapat mengangguk tidak dapat berbicara sepatah katapun. Akhirnya aku pun resmi berpacaran dengan ginan.
Pulang sekolah aku ingin menemui untuk minta ijin dengan ginan bahwa aku akan bertemu dengan fau setelah pulang sekolah. Ketika aku memasuki kelas dia, dia sedang asik bercanda dengan temen wanita kelasnya yang begitu seru. Sempat kesal, cemburu ya tetap positif thinking saja mungkin memang kalo di kelas atau sama dengan temen wanitanya ginan memang begitu.
setelah pulang sekolah aku pun menuju tampat biasa bertemu dengan fau karena ingin memberitahu kalau aku sudah resmi berpacaran dengan ginan mungkin dia akan terkejut. Karena kita tidak satu kesekolah dengan fau makanya kalo mau sharing atau cerita selalu bertemu dan hanya melalui message itu pun seminggu bisa sekali sampai dua kali. Karena ga mau ganggu kesibuka fau.
Ketika aku menunggu fau entah dari mana datangnya dia mengagetkan ku. Akhirnya aku memberikan informasi kalau aku sudah resmi berpacaran dengan ginan. Fau pun terkaget, “secepat itu Qum ?” yang terlontar dari mulut fau. Iya hanya butuh seminggu kita dekat dan tadi pagi ginan pun nembak aku fau, ya udah aku hanya dapat mengangguk karena tidak bisa berkata-kata sangking senangnya. Begitu penuh ke khawatiran yang terlihat pada wajah fau, entah apa yang di khawatirkan. Tampaknya dia tidak mau memberi tau kan pada ku, tapi yasudah lah kalo ada apa-apa fau juga akan memberi tahu ku.
Hubungan aku sama ginan pun sudah berjalan selama 1 bulan tapi kenapa aku ngerasa ada yang berubah ya entah akunya atau ginannya. Rasa ini tidak seperti aku ketemu ginan, burusaha mendekati dia. Apa karena aku hanya sekedar suka bukan cinta. tapi memang rasanya seperi itu. Entah kenapa ngerasa bimbang. Ginan pun juga begitu beda dan berubah seketika. Kita juga udah jarang komunikasi lagi, entah kenapa begitu saja seperti kertas yang di hembuskan angin kesana-kesini tanpa beraturan dan hilang begitu saja.
Pada hari senin ketika pulang sekolah ginan pun memutuskan aku, tapi tidak membuat aku kecewa atau galau hanya biasa saja. Mungkin ini bukan cinta hanya sekedar mengagumi. Dan pada akhirnya gua sama ginan pun tdak lagi berpaacaran. Malah seperti biasa-biasa saja. Tapi kalau setiap ketemu sih masih saling sapa.
Dan aku pun cerita ke fau. Dan fau ternyata memberi tau ketika pada waktu aku menceritakan ke dia bahwa aku remi pacaran dengan jangka PDKT sesingkat itu. Fau pun curiga sama hubungan aku dan ginan. Dia ingin memberi tau tapi takut ganggu kesenangan aku. Kata dia kalau pada saat itu aku lagi senang jadi dia ga mau ngerusak kesenangan aku. Dan pada akhirny benar saja apa yang difikirkan fau. Dan sekarang aku sudah mempelajari apa itu cinta.

Cinta bukan hanya sekedar suka dan mengagumi. Cinta itu melihat melalui hati bukan mata.  Kalau kita merasakan cinta yang sesungguhnya cinta itu begitu indah yang membuat nyaman berada di sekelilingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar